Senin, 09 Oktober 2017

Re-post dari FB Dahlan Iskan :

Presiden Jokowi menginginkan perubahan. Sebab, dalam sistem politik di Indonesia, masih banyak bertebaran aturan yang menghambat iklim inovasi.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam menyikapi transformasi media di era digital di ruang redaksi Jawa Pos, Graha Pena Surabaya, tadi malam (8/10).

Jokowi menuturkan, Indonesia seharusnya terlibat dalam kejar-mengejar inovasi. ”Saya senang ada inovasi mobil listrik. Itu harus kita kejar, tapi negara kita ini kebanyakan regulasi,” ujarnya.

Presiden lantas mengungkapkan pernah menghitung, ada 42 ribu regulasi. Mulai undang-undang sampai perwali.

Berbagai regulasi itu yang mengakibatkan Indonesia tak bisa bergerak cepat mengejar ketertinggalan inovasi.

Regulasi tersebut juga rawan menjerat mereka yang mencoba berinovasi. ”Kita ini lucu banget. Ada orang yang inovatif, ingin melakukan inovasi. Yang namanya inovasi atau percobaan itu kan bisa berhasil, juga bisa gagal. Waktu gagal dipermasalahkan. Bagaimana ini coba?” ucap pria asal Solo tersebut.

Yang disampaikan Jokowi itu memang tergambar pada sejumlah perkara di dalam negeri.

Misalnya saja kasus pembuatan prototipe mobil listrik yang dilakukan Dasep Ahmadi untuk keperluan KTT APEC 2013. Wanprestasi yang terjadi dalam kontrak pembuatan prototipe tersebut justru diarahkan pada ranah pidana korupsi.

Kasus itu tak hanya menyeret Dasep, tapi juga Dahlan Iskan yang dianggap turut serta hanya karena menjadi inisiator mobil listrik.

Menurut Jokowi, legislatif sudah saatnya tidak membuat banyak aturan baru, tapi lebih banyak melakukan revisi.

Tujuannya ialah membuat adanya percepatan pada inovasi. ”Sehingga kita tidak sekadar orientasinya prosedur, tapi juga berorientasi pada hasil,” tuturnya.

Pemerintah pernah memangkas sejumlah regulasi yang dianggap menghambat inovasi dan pembangunan.

Namun, pemangkasan regulasi itu justru dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK). ’’Kita harus obrak-abrik yang seperti ini agar kita bisa berlomba melakukan inovasi,’’ pesan Jokowi.

Untuk perguruan tinggi, Jokowi menginginkan mereka ikut bertransformasi. Caranya, merancang kurikulum yang bisa menjawab persoalan bangsa. Misalnya, membentuk jurusan-jurusan atau fakultas yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Jokowi juga menaruh harapan kepada para pengusaha agar ikut andil dalam memberikan ruang bagi para inovator dalam negeri. ’’Apa yang dilakukan Pak Dahlan ini bagus,’’ imbuhnya.

Sebelum memberikan pengarahan di hadapan para direksi dan pimpinan Jawa Pos Group, Jokowi memang sempat melihat langsung sejumlah inovasi karya anak negeri yang dibina Dahlan Iskan. Misalnya, mobil listrik Selo karya Ricky Elson dan Kupu-Kupu Malam Jogjakarta.

Selain mobil, ada motor listrik DI Molik besutan Duta Jaya Mobil dan Himpunan Bengkel Binaan YDBA Jawa Timur. Juga, motor listrik TakeRun yang dirakit SMK Takeran, Magetan.

Selain kendaraan listrik, Dahlan tengah membina inovasi tenaga torium. Teknologi itu sedang dikembangkan untuk generator dan peralatan sterilisasi. Inovatornya adalah Yudi Utomo, seorang ilmuwan nuklir Indonesia.

Setiba di Graha Pena Jawa Pos, Jokowi memang terlihat antusias dengan berbagai karya inovasi anak negeri yang dipajang di lobi.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu tak langsung naik ke tempat acara. Warna kuning ngejreng mobil listrik Selo rupanya cukup menarik perhatian Jokowi.

Saat mengamati Selo, Jokowi sempat berbincang dan menanyakan pengembangan kendaraan listrik kepada Dahlan.

Langkah Jokowi juga terhenti ketika melihat tiga motor listrik yang dipajang di lobi dalam Graha Pena.

Di sana memang dipamerkan tiga motor listrik. Yakni, Take-Run, DI Molik, dan Gesits (karya tim kendaraan listrik Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya).

Jokowi mengatakan, perubahan teknologi yang sangat cepat tidak bisa dihindari. Inovasi-inovasi yang terjadi secara global akan membawa sejumlah perubahan lanskap. Mulai perubahan lanskap politik, ekonomi, sampai interaksi sosial.

Kepada Jokowi, Dahlan sempat memaparkan sejumlah kegiatan inovator dalam negeri yang tengah dibinanya.

Juga, menceritakan sejumlah kendalanya. Misalnya, soal pengembangan rancangan reaktor nuklir yang mungkin sulit mendapatkan izin di Indonesia.

Dahlan menceritakan pula soal pengembangan inovasi tenaga torium untuk sterilisasi. Menurut Dahlan, selama ini proses sterilisasi dilakukan di Cikarang.

Barang-barang dari Jatim selama ini harus diangkut ke Cikarang dulu untuk sterilisasi, baru kemudian dikembalikan ke daerah asal.

”Ini ruwet sekali dan saya tahu Pak Presiden benci sekali dengan keruwetan seperti ini,” katanya. (gun/sep/deb/eko/ang)

http://m.jpnn.com/news/inilah-pesan-jokowi-saat-bertemu-pimpinan-jawa-pos-group





0 comments:

Posting Komentar