Rabu, 27 Maret 2019

Ikhtiar Menjemput Rezeki

Ceritaku Part III

Dibagian ini ingin cucu ceritakan berkaitan bagaimana Allah ta’ala membuka jalan nafkah bagi keluarga baruku, sederhananya “bagaimana menafkahi keluarga kecil padahal pas nikah masih belum bekerja”
Singkat cerita, senin sore sudah sampai Yogyakarta

Ikhtiar Menjemput Rezeki

Kuantarkan istriku ke kos-kosannya dan aku kembali ke Masjid sebagai takmir.
Kenapa kok pisah? Sebab belum punya rumah atau minimal belum dapat kontrakan.
Hampir tiga minggu kita pisah rumah, namun setiap pagi Istriku datang ke masjid untuk membantu membersihkan masjid begitupun sore harinya.

Alhamdulillah akhirnya kita dapat kontrakan rumah, rumah tua miliknya Ibu Purwo, seorang penjual makanan, pelanggannya mayoritas mahasiswa menengah ke bawah termasuk cucu, saking seringnya kami para Mahasiswa makan di sana, ketemu di sana, sampai muncul ungkapan buat kami waktu itu PFC (Purwo Fans Club) hahaha

Lokasi kontrakan masih tidak jauh dari Masjid tempat aku tinggal, di Jln. Ring Road Barat sebrang kos Istriku, lokasinya di dekat Masjid Al-Mubarak.

Tinggallah kami di rumah itu
Mulailah diri ini berfikir, apa jalan usaha yang bisa dilakukan untuk jalan nafkah namun kuliah tidak terbengkalai.

JUALAN KERUPUK
Saat belanja ke pasar Gamping, aku dan istri mampir di tukang jualan Cincau, Ahmad nama penjualnya asal banjar, saat menikmati cingcau terlihat ada jongko penjual aneka macam kerupuk, terlintaslah dalam pikiran “Jualan kerupuk”
Sampai di rumah kita diskusi, akhirnya kita sepakat akan menjual aneka kerupuk
Caranya? Beli banyak lalu dikemas kecil-kecil dan dijual di harga 500 atau 1000

Kami mulai belanja, dan mengemasnya kecil-kecil, dibungkus kecil-kecil dengan dibakar pakai lilin. Ada kenangan khusus di sini, apa itu? Saat mengemas kerupuk ini sarung yang sedang kupakai terbakar, padahal sarung baru beli di pasar bringharjo mereknya atlas warna putih hahahaha

Setelah, mengemas selesai, muncul masalah baru, kemana menjualnya? Warung makan jadi target utama kami
Kubeli kerangjang bambu yang biasa dipakai para ibu-ibu penjual sayur di Yogyakarta.
Kumasukan bungkusan kerupuk ke dalam toples, di mana satu toples berisi 15 bungkus.....

Berangkatlah menuju warung nasi padang di jalur ring road......kutawarkan, kuminta untuk bisa menitip krupuk itu, 2 hari sekali akan kuambil, buat pemilik warung dapat 200 rupiah dari satu bungkus.

Warung pertama menolak
Warung kedua menolak
Warung ketiga menolaaaak
Akhirnya aku pulang dengan kerupuk masih utuh di motor

Sampai rumah, istriku bertanya “Abi gimana jualannya”
Belum ada yang laku dan belum dapat warung yang mau menerima, jawabku
“Jangan menyerah sayang, Allah pasti kasih jalan keluar” jawab istriku
Allah memberikan jalan keluar ? tentu

NITIP KERUPUK DI KOS-KOSAN
Itu yang terlintas dalam benak kami waktu itu, lalu kami data teman-teman yang ku kenal di beberapa kos-kosan

Di wirobrajan ada dua kos-kosan kakak kelas asal sumatra dan teman sekelas asal jakarta Desta namanya

Di Jalur gamping dekat soto kadipiro ada dua, kos-kosan teman asal bangka belitung

Di dekat pasar gamping ada dua

Di sekitar kampus ada beberapa kos-kosan, ada mirna asal Ambon, Ada Dani asal lombok, ada Ajeng Asal Banka belitung

Akhirnya kuhubungi mereka
Mau nitip kerupuk di ruang tamu kos-kosan, kerupuknya di simpan dan uangnya masuk toples.

Alhamdulillah bisa semua dan teman-teman kami tadi jadi perantaranya

Lancaaar Alhamdulillah......kadang unangya pas, kadang uangnya kurang namun seringnya pas.....meskipun kurang tapi tetap masih ada laba Alhamdulillah

JUALAN ROTI

Beberapa waktu berjalan jualan kerupuk, namun lumayan menguras waktu dan tenaga
Waktu belanja, waktu mengemas dll
Muncul ide, bagaimana klo jualan makanan yang tinggal jual tidak perlu mengemas.

Alhamdulillah Allah pertemukan ana dengan pengusaha roti asal bandung, Roti Pisang yang berlokasi di dekat terminal giwangan belakang markas militer.

Harga jual 1500 sudah ada labelnya, harga beli cash 800

Alhamdulillah lancar dan dalam satu hari bisa sampai 100 pcs per hari

Jalur gamping sd terminal yogya sering dilalui

Sekian dulu ya, Insya Allah nyambung lagi ceritanya

#SFTHMotuba
https://www.facebook.com/groups/motuba.id/permalink/1434366656719247/

0 comments:

Posting Komentar