Minggu, 07 Agustus 2016

Mojokerto - Meski kedua kakinya lumpuh, Ketang enggan meminta-minta mengharapkan belas kasihan orang. Untuk mengais rupiah, dia rela banting tulang menjual mainan anak keliling Kota Mojokerto. Semangat kerja keras di tengah keterbatasan fisik ini yang ingin dia tularkan kepada semua orang.

Pria ini Tak Mau NGEMIS, Tetap BERUSAHA Walau Kaki-nya Sudah Lumpuh

"Saya tak mau mengemis. Saya ingin makan dari hasil keringat saya sendiri. Saya semangat kerja karena pikiran saya masih sehat, yang tak sehat kan fisik saya," kata Ketang saat berbincang dengan detikcom di tempat dia biasa mangkal, depan Pasar Tanjung Anyar, Jalan Residen Pamudji, Kota Mojokerto, akhir pekan lalu.

Ketang merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara pasangan almarhum Lahuri dan Khofifah, asal Desa Kedungbetik, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Diantara kelima saudaranya, hanya Ketang yang lumpuh menderita folio sejak usianya baru sekitar setahun.

Dengan keterbatasan fisiknya itu, Ketang mempunyai semangat yang tinggi untuk terus bekerja. Menjual mainan anak dia lakoni sejak sekitar 20 tahun yang lalu. Sejumlah daerah pun dia kunjungi untuk mengadu nasib. Namun, sejak empat tahun lalu, dia memutuskan menetap berjualan di Kota Mojokerto.

Dengan bantuan sepeda khusus miliknya, Ketang mampu berkeliling hingga belasan kilometer untuk menjajakan balon dan gelembung air. Tempat-tempat berkumpulnya anak-anak dia datangi. Selain untuk bertahan hidup, kerja kerasnya pagi hingga malam itu ia gunakan untuk menafkahi kedua anaknya yang dia titipkan di rumah saudaranya di Kabupaten Jombang.

"Saya juga mau memberi contoh orang-orang yang malas bekerja, khususnya yang fisiknya normal. Mereka seharusnya lebih semangat bekerja daripada saya," ujarnya sembari sibuk menata barang dagangannya.

Bagi Ketang, bekerja bukan semata-mata untuk mencari uang. Ikhlas menerima rezeki dari Allah SWT menjadi pegangan baginya supaya tak menjadi tamak dan kikir. Dia yakin, setiap manusia bagaimanapun kondisinya, tidak akan pernah kelaparan selagi mau berusaha.

Bahkan prinsip itu dia bawa ke mana pun dia pergi. Bapak dua anak ini memasang sebuah banner bertuliskan "Aku Semangat Nyambut Gawe sebab Kepingin Urip" (saya semangat bekerja karena ingin hidup). Melalui kalimat itu lah dia ingin menularkan semangat pantang menyerah, baik kepada penyandang disabilitas, maupun orang berfisik sempurna.

"Orang kalau semangat bekerja, maka akan hidup, kerja bukan diniati cari uang, kalau diniati cari uang maka untuk makan saja sayang. Jadi kerja itu untuk hidup," tandasnya. (sumber)

0 comments:

Posting Komentar