Sabtu, 09 April 2016

Beberapa minggu yg lalu saya mentraktir istri, makan ditempat kesukaan dia di Summarecon Mal Bekasii, tau sendiri lah harganya segimana. Nilainya cukup untuk biaya hidup seminggu. Tapi demi istri ya saya jabanin. Dan lagian membahagiakan istri itu Ibadah. Toh enggak tiap hari ini, paling-paling sebulan sekali. Itu sudah cukup utk menyenangkan mereka sekaligus refreshing diri sejenak dari hingar bingar pekerjaan.

Beberapa menit sebelum beranjak pulang, dapet BBM kalo klien Saya Ibu Kartini Igrisa wirausahawan produsen Abon Cakalang dari Manado sepakat dengan harga saya ajukan dan sudah mentransfer dana, nilainya cukup fanastis karena membeli 3x lipat dr yg diajukan diawal. Menurut beliau, hasil cetak saya lebih baik dari vendornya terdahulu, selain dari harga yg lebih miring karena kami bisa menekan cost produksi tanpa mengurangi kualitas cetakan. Alhamdulillah.

Beberapa hari yg lalu, saya lakukan hal yg sama untuk anak saya, membelikan mainan Thomas & Friend yg nilainya gak kecil. Jaman saya kecil dulu boro-boro dibelikan mainan sampai habis 300ribuan seperti itu. Tapi Itu bentuk cinta saya ke anak, sembari mengajarkan dia tentang sesuatu. Tentang warna, tentang nama-nama tokoh di film tsb, tentang sistem transportasi, dll. Malam itu juga langsung tergantikan berkali-kali lipat apa yang saya keluarkan untuk anak. Masuk Order Undangan dr Calon Mempelai Widya Triandina & Wilis Nurdiana, Petukangan Utara Jakarta Selatan. Mereka pesan 2.000 pcs dari target semula hanya 800pcs, Alasannya karena harga kami murah + berani kasih waktu lebih cepat, hanya 2-4 hari kerja. Alhamdulillah.

Suatu pagi saya iseng beli Pampers & Susu balita, dalam jumlah yg besar & tanpa diminta istri. Hanya inisiatif saja (& gada hubungannya dg pesona sang kasir minimarket). Gak lama Pak Jaenal Indra Saputra mengabari jika beliau repeat order lagi pesanan yg sama namun dalam jumlah yg lebih besar dari sebelumnya. Alhamdulillah.

Belum lama, saya mentransfer sejumlah uang untuk adik dikampung. beberapa saat setelah keluar dari ATM, Client saya Pak Anthony Ladjar mengabarkan kalau beliau sudah membayar KONTAN alias TUNAI binti LUNAS barang yg dipesan (umumnya klien hanya membayar DP, Selebihnya saya yg nalangin duluan untuk belanja bahan & proses produksi). Alhamdulillah

Kemarin malam, mantan pacar saya (yg sekarang sdh jadi Istri) ngajak makan malam di Kedai Sosis Propie, gak banyak sih cuman habis 74.000 untuk mencoba 7 rasa yg ada di kedai tersebut. Hari ini gak disangka gak dinyanya, bekasiprinting.com dapat omzet Rp.11.000.000, padahal omzet harian hanya kisaran 2-5 juta saja.

dari beberapa hal tersebut, saya berkesimpulan bahwa :
1. Rejeki kita tidak akan kurang apabila dibelanjakan untuk keluarga, justru makin bertambah.

2. Memang, uang di saku/rekening akan habis/berkurang karena dipakai, tapi justru itulah yg disebut rejeki kita. Karena jika masih berupa uang/saldo itu belum rejeki, suatu saat bisa hilang, ditipu, dirampok, dsb.

3. Banyak anak banyak rejeki, itu betul.. sebelum punya anak, saya merasa mencari nafkah kok rada sulit. Saat memiliki anak pertama, pintu rejeki semakin terbuka lebar. Usaha makin berkembang, bisa menempati ruko 9x3.5 meter. Aset semakin bertambah, dst. Saat anak kedua lahir, semuanya berjalan tanpa hambatan, gak pernah terlintas sebelumnya bahwa 3 buah celengan anak pertama saya Aqila (tentu saya yg ngisi, tapi dia yg masukin) setelah dibobok dapat 17juta lebih hanya dalam waktu +/- 8 Bulan. Sangat lebih dari cukup untuk membiayai persalinan istri sekaligus mengaqiqahkan putra kedua kami dg menyembelih 2 ekor kambing. Alhamdulillah.

4A. Kasus diatas, Itu baru 2 anak, gimana kalo lebih? pasti rejeki lebih banyak lagi.

4B. itu baru 1 istri, gimana kalo lebih? pastiiiiiiii?????? :D au ah... khan kata orang, suksesnya suami tak lepas dari doa istri. kalo Istrinya banyak, yg doain juga banyak... #Ehhh :D

5. Rejeki Anak, Istri, Selingkuhan, Gebetan gak akan pernah tertukar (Kata mas Bambang Sumitro) :P

yg nomor 4 & 5 ini gausah digubris atau gak usah dibaca sekalian :P yang jelas, jangan pernah menyesali apa yang kita belanjakan untuk menafkahi keluarga, karena itu IBADAH. Sesalilah apa yg dibuang-buang kepada selingkuhan, karena selingkuh itu MAHAL + DOSA. (Apalagi kalo selingkuhan ngajak liburan seminggu di Jogja. 3-3nya lagi :P ) :D

Mungkin ada yg nanya kenapa saya sesayang ini ke keluarga? Khususnya Istri dan anak. Ok tak jawab 1 per 1.

ISTRI.
Dia adalah orang yg paling tegak berdiri mendampingi saya dari nol. Sebelum kami menikah, dialah justru yg paling banyak neraktir atau ngajak jalan. Jangan bayangin hal mewah disini, kami makan ala kadarnya yg penting adalah kebersamaan, Quality time, tempat makan favorit kami adalah Nasi Uduk CICI TEGAL depan Lotte Mart Bekasi, kami menyebutnya demikian karena yg jualnya mirip sama Artis mba Cici Tegal itu :D Silahkan mampir & lihat sendiri, jgn lupa cobain gorenganya yg selalu fresh. :D selain itu juga Nasi Uduk di PJL 78 Bekasi. Itu juga sering kalo kebetulan lagi gak macet (males nyebrang relnya). Kenapa Nasi Uduk? Karena kami Cuma bisanya ketemu malam hari selepas kerja. Nasi Uduk adalah pilihan paling efesien & logis untuk makan malam kami bila dikaitkan dengan k.o.n.d.i.s.i saat itu. Murah, kenyang, lauk bisa milih.
Masa-masa sebelum menikah itu justru istri penghasilannya lebih besar, dia sempat pegang double job. Pagi mengajar sebagai Guru Honorer Mata Pelajaran Bahasa Sunda di sebuah Sekolah Dasar, sore atau malamnya dia kerja di Apotik sebagai Assisten Apoteker karena basicnya memang Sarjana Farmasi. 2 Pekerjaan ini sempat bertahan hingga awal-awal pernikahan kami, jelas tentu sangat menyita waktu & tenaganya, Imbasnya ia sempat keguguran 2x karena kelelahan. Atas dasar itu, saya yakinkan Istri untuk berhenti bekerja, fokus mengurus rumah tangga, dan terus mendoakan / mensupport suami. Sulit memang awalnya meyakinkan istri, ia takut tidak akan tercukupi. Sayang gajinya yg UMK itu harus dilepas begitu saja demi taat pada suami. Tapi bukan JT (Panggilan saya dikalangan Railfans) namanya kalau tidak mampu meyakinkan hati wanitanya :D :D. dan saja tentu setelah peyakinan dicapai, saya harus membuktikannya dg kerja keras kerja cerdas.
Selain karena alasan diatas, istri saya itu istimewa. Dari beberapa wanita yg saya “dekatkan” ke keluarga, cuma dialah yg mampu meluluhkan hati ibu saya. Cewek-cewek lain, dengan segala pesona dan kecantikannya gada yg bisa membuat ibuku mentitahkan restu. Si A yg ayu manis denok demplon asoy geboy, ibu gak setuju, Si B yg cerdas, byk prestasi, rajin menabung, nyiram kembang, juga gak setuju. Si C yg juga manis manja anak orang terkaya dikampungku juga tak serta merta membuat ibu terbuka hatinya, Si D, E, F, G, H, I, J, K, L dst juga sama, kepanjangan kalo diceritain semuanya mah :D
Jadi masih bertanya kenapa saya begitu sayangnya sama Istri?
1. Pengorbanannya jauh lebih besar dari apa yg pernah saya berikan selama ini.
2. Dia sayang sama ibuku. Ibukupun bukan menganggapnya sebagai menantu, tapi sudah seperti anak sendiri.

ANAK.
Anak adalah anugerah terbesar yg pernah kami terima. Seringkali diwaktu malam istri saya menangis, “ingin punya anak, ingin punya anak … “ sedemikian giat kami berusaha, tapi selalu gagal. Kami menikah September 2011 dan baru dikaruniai anak pada 2014 yg lalu. Itupun setelah 2x mengalami keguguran. Sebagian bentuk perjuangan kami bisa dilihat di catatan ini : https://goo.gl/5PH4JI

Segala upaya dilakukan untuk mewujudkan impian istri, konsultasi ke dokter, minum vitamin/penyubur, menjaga pola makan, mengurangi begadang, menghindari lelah, dst. Dan semua perjuangan itu terbayar, saat putra pertama kami Aqila hadir ditengah-tengah kami, 15 Maret 2014.
Nah setelah anak kami lahir itu, akankah ditelantarkan? Akankah kami biasa-biasa saja memperlakukannya? Tidak. Kami sangat-sangat menyayanginya. Kami sangat jarang atau mungkin tidak pernah memarahinya, karena ketika ingin memukul/memarahi/mencubit, dll selalu teringat bagaimana dulu memohon & berjuang utk mendapatkannya. Kami memang memanjakannya dalam artian mencukupi kebutuhannya terutama yg paling pokok. Manja disini bukan berarti mendidik anak kami menjadi kolokan melainkan dengan tetap mengajarkannya tentang apa itu kerja keras, tentang makna proses untuk mencapai sesuatu, tentang arti dari perjuangan. Contoh kongkritnya ya menabung di celengan itu. Karena kalau ditanya buat apa menabung, jawabnya : “bui apeda” (beli sepeda). Kalo lagi bercanda sih ditanya buat beli apa, jawabnya : “tiki….” Maksudnya ciki/snack.

Wah, panjang banget ya ceritanya? :D udah ah, cape ngetiknya :D

NOTE: Apa yang baik, silahkan diambil, apa yg kurang baik, buang jauh-jauh... Mencampur hal SERIUS dengan JOKE adalah gaya bicara saya.... agar hidup tidak monoton & lebih berwarna :)

Status Panjang ini dipersembahkan untuk rekan-rekan & Keluarga yg sangat mendukung & peduli dg pernikahan kami : Mba Muni Lestari, Om Agus Imansyah Sepur Listrik Sahabatku Lisya Fitria, Neng Vicka Diani F vs Mas Saksono Setia Purwoko, Adikku Yossy Nurjaman, Kakakku Siti Maemanah, serta semua pihak yg tidak dapat disebutkan satu persatu. :)

Sumber facebook Egief Dudy Hidayat

0 comments:

Posting Komentar